العربية
Bisaya
简体中文
繁體中文
Nederlands
English
Français
Deutsch
עִבְרִית
Arabic
Cebuano
Chinese CS
Chinese CT
Dutch
English
French
German
Hebrew
Magyar
Indonesia
Norsk
Русский язык
Español
Svenska
Filipino
Türk
Hungarian
Indonesian
Norwegian
Russian
Spanish
Swedish
Tagalog
Turkish

 
Alkitab milik Elohim
―   Atau   ―
Alquran milik Allah


Alkitab terdiri dari 66 kitab-kitab, 39 kitab Perjanjian Lama, dan 27 kitab Perjanjian Baru. Sekitar 40 mengarangi Alkitab sepanjang 2.000 tahun dalam pertengahan sejarah manusia, sebagian besar di antaranya adalah kaum umat Israel. Kitab Ayub yaitu kitab terawal ditulis pada masa 2.000 Sebelum Masehi (SM), saat sebelum terbentuknya kaum Israel, karena telah diperkirakan Ayub hidup sezaman dengan Abraham. Tetapi tidak terdapat bukti bahwa mereka ada kenal satu sama lain. Lalu setelah sekitar 400 tahun kemudian ketika umat Israel dibebaskan dari perbudakan di Mesir, Musa menuliskan catatan yang sekarang dikenal sebagai Taurat yaitu 5 kitab pertama Alkitab: Kitab Kejadian hingga Kitab Ulangan. Seluruh Perjanjian Lama (disebut sebagai Tanach oleh umat Yahudi) terus ditulis, kebanyakan oleh nabi-nabi Israel (semuanya 39 kitab), sampai pada sekitar tahun 400 SM. Lalu terdapat lagi masa kekosongan selama 400 tahun. Dan akhirnya seluruh 27 kitab Perjanjian Baru tertulis lengkap dalam satu generasi, yaitu pada masa beberapa dekade pertama sejak mulanya hidup Yesus Kristus. Alkitab selesai tertulis sampai pada Kitab Wahyu oleh Yohanes dari Patmos.

Alquran milik umat Muslim diilhami oleh Allah ( الله‎ ) secara bertahap-tahap kepada Nabi Muhammad di tanah Arab pada masa sekitar abad ke-7 SM, sepanjang 23 tahun, melalui malaikat bernama Gabriel (Jibril). Alquran berarti "Bacaan". Setelah meninggalnya Muhammad, seluruh catatan diatur tata menjadi kitab berbahasa Arab, sementara variasi-variasi berbeda dimusnahkan. Versi bahasa Arab, meskipun telah diterjemahkan ke dalam bahasa lain di seluruh dunia, tetap merupakan versi yang resmi sampai sekarang ini.

Menurut ukuran, Alkitab sekitar 10 kali lebih panjang dengan jumlah kata 780.000, daripada Alquran dengan jumlah kata 78.000.

66 kitab-kitab dalam Alkitab terdiri dari 1.189 pasal, sementara Alquran terdiri dari 114 Surah (pasal) setiap Surah ditunjukkan dengan nomor urut tersendiri atau nama tersendiri. Contohnya, Surah 14 juga disebut sebagai "Abraham", atau dalam bahasa Arab ("Ibrahim", إبراهيم‎ ). Surah terpanjang "Al-Baraqah" terdiri dari 286 ayat. Sebagian besar Surah lebih pendek dari itu. Surah terpendek hanya terdiri dari 3 ayat.

Tiga agama terbesar yang bertuhan yang satu, Yudaisme, Kekristenan, dan Islam memiliki banyak persamaan. Yaitu, ada "Tuhan yang Maha Satu dan Benar" yang mesti disembah manusia. Begitu pula, terdapat malaikat-malaikat, yang baik dan juga yang buruk. Namun adanya perbedaan utama dalam didikan dan ajaran. Setiap agama-agama ini menekankan bahwa hanya beberapa ajaran rohaniah yang benar, dan ajaran yang lain salah dan juga sesat. Setiap agama-agama ini mengaku memiliki dan mendidik ajaran paling tepat dari Sang Pencipta. Yesus menyatakan dirinya sebagai Tuhan (sebagaimana yang disebutkan dari Perjanjian Baru), tetapi Alquran mengatakan hanyalah seorang nabi Yesus (Isa) itu, sederajat lebih rendah dari Muhammad.

...  Dan pula, "Allah Akbar" yang sering sengaja diterjemahkan salah menjadi "Tuhan Maha Kuasa", bukan berarti begitu.   ...
( Maksud dari kata bahasa Arab-nya adalah "Allah lebih kuasa".)

Bahwasanya Allah menjadi pengganti Yehowa pada hati nurani setiap manusia.

Kebanyakan umat Yahudi zaman sekarang tidak menerima Perjanjian Baru sebagai bagian Kitab Suci. Kitab Tanach Yahudi (Hukum dan Para Nabi, yaitu 39 kitab-kitab Perjanjian Lama) adalah kumpulan utama Kitab Suci. Sekarang mereka masih menunggu datangnya Mesias mereka. Sepanjang sejarah umat Israel, "Shema Yisrael" (Bahasa Ibrani) adalah pernyataan iman yang selalu sangat penting, dikutip dari Ulangan 6:4 "Dengarlah, hai orang Israel: Yahweh itu Elohim kita, Yahweh itu esa!"  Tuhan yang benar adalah Makhluk yang Mahakuasa.

Hampir seluruh Perjanjian Lama ditulis dalam bahasa Ibrani dan selesai pada tahun 400 SM. Namun pada saat itu, setelah Pengepungan Babilon, bahasa Ibrani bukan lagi bahasa ucapan kaum Israel dan Yehuda yang telah terpisah-pisah di kerajaa-kerajaan Timur Tengah. Oleh karena itu, pada tahun 270 SM seluruh kitab sucinya diterjemahan ke dalam bahasa Yunani, bahasa waktu itu, dan kitab sucinya dinamakan "Septuagint", artinya tujuh puluh (LXX dalam angka Romawi). Septuagint bertuliskan bahasa Yunani inilah, bukannya kitab asli Ibrani, yang lebih banyak dikutip oleh Yesus dan para pengarang yang nantinya menuliskan Perjanjian Baru dalam bahasa Yunani juga. Tertunjuk di Lukas 23:38 tulisan di atas Salib Kristus dalam bahasa Yunani, Latin dan Ibrani. Dan juga dikutip dari Yohanes 19:19: Dan Pilatus menyuruh memasang juga tulisan di atas kayu salib itu, bunyinya: "Yesus, orang Nazaret, Raja orang Yahudi." Banyak menduga bahwa huruf-huruf pertama di setiap ayat bahasa Ibraninya tertulis Tetragrammaton, yaitu “YHVH” atau “YHWH” (Ibrani (Dari kanan ke kiri): יהוה ).

Dalam Alkitab nama yang pertama digunakan untuk merujuk ke Sang Pencipta adalah “Elohim” (Ibrani: אלהים ) (Kejadian 1:1 dan 1:26) Ini kata jamak, namun artinya dianggap tunggal, berarti tertulis jamak berarti tunggal. Nama “Jehovah” dan “Yahweh” (dua-duanya dilafal dari nama tak berhuruf hidup: “YHVH”) juga sering digunakan untuk sama merujuk ke Sang Pencipta.

Perhatikan juga Perintah pertama dari Sepuluh Perintah yang tertulis di Keluaran 20:3: “Jangan ada padamu allah lain selain di hadapan-Ku.” Hanya ada satu Tuhan. Dan juga tidak boleh membuat patung, gambaran, dan benda-benda berhala. Benda-benda berhala (yang disebut-disebut sebagai) “Kristen” dengan do’a pujaan kepada nabi dan santo sebenarnya juga dilarang. Yesus jelas-jelas mengajarkan bahwa kita berdoa langsung kepada Tuhan: “Bapa kami yang di sorga, ...” (Matius 6:9). Dan tidak boleh ada tuhan-tuhan atau dewa-dewi disembah selain Yang Maha Kuasa. Tidak boleh menyembah Baal, Zeus, Buddha, ataupun tuhan duniawi (tertulis di 2 Korintus 4:4, yaitu Lucifer, Setan, Iblis). Yesus, putra Maria, memberi perintah supaya kita berdoa kepada Bapa Kita di Surga, seperti Ia juga berdoa kepada-Nya. Dan tercatat juga di Lukas 11:27-28: Ketika Yesus masih berbicara, berserulah seorang perempuan dari antara orang banyak dan berkata kepada-Nya: "Berbahagialah ibu yang telah mengandung Engkau dan susu yang telah menyusui Engkau." Tetapi Ia berkata: "Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Elohim dan yang memeliharanya."

Yesus ialah Firman Tuhan terwujud dalam tubuh (Yohanes 1:14). Namun periksa kembali bahwa kata sumber Ibrani tertulis Elohim, yang berbentuk jamak. Dalam pengertian Kristen ini namanya Tritunggal, sesuai dengan 1 Yohanes 5:7: "Sebab ada tiga yang memberi kesaksian (di dalam sorga: Bapa, Firman dan Roh Kudus; dan ketiganya adalah satu." Ketiganya adalah satu. Sang Tuhan yang benar adalah Tuhan yang Maha Esa.

Yesus dari Nazaret mengaku dirinya Tuhan, tercatat di Yohanes 4:25-26 dan Yohanes 10:30. Tertulis di Markus 14:61b-62a Imam Besar itu bertanya kepada-Nya sekali lagi, katanya: "Apakah Engkau Mesias, Anak dari Yang Terpuji?" Jawab Yesus: "Akulah Dia ... " Dan Kitab Kabar Baik pun menyatakannya dengan ringkas pada 1 Korintus 15:1-4, tertulis di Ayat 4: "bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci;" Yesus, Putra Tuhan, wafat di salib dan akhirnya bangkit dari kematian tiga hari kemudian, sesuai dengan kisah Alkitab.

Sementara Alquran mengajarkan bahwa Yesus hanyalah seorang nabi mulia dan dia tidak ada wafat di salib. Juga, Alquran menegaskan bahwa Tuhan itu tiada beranak (Sura 72:3; Sura 112:2-3), dan seperti yang tertulis pada ayat ini dari Alquran [Sura 4:171]: janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya Al Masih, 'Isa putera Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, ... dan janganlah kamu mengatakan : '(Tuhan itu) tiga', ... Sesungguhnya Allah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Suci Allah dari mempunyai anak,"

Bandingkan pula dengan Yohanes 3:16-17: "Karena begitu besar kasih Elohim akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Elohim mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia."
 

Tuhan menurut Alquran
tidak memiliki anak
Namun Tuhan menurut Alkitab
memiliki Anak-Nya yang tunggal

Yesaya 9:5-6a (Inggris KJV: Yesaya 9:6-7a) "Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai. Besar kekuasaannya, dan damai sejahtera tidak akan berkesudahan di atas takhta Daud dan di dalam kerajaannya, karena ia mendasarkan dan mengokohkannya dengan keadilan dan kebenaran dari sekarang sampai selama-lamanya."
 


Umat Yahudi
masih terus menunggu datangnya Mesias
Umat Kristen
meyakini bahwa Yesus dari Nazaret ialah Mesias yang dijanjikan
Umat Muslim
meyakini bahwa Tuhan itu "tidak beranak" dan Yesus (Isa) adalah salah satu nabinya, yang tetap dibawah Muhammad

Adapun suatu tanggapan, mengenai berjalannya keilhaman, dan pendirian-pendirian kebenaran. Umat Muslim sering menyebut Kaum Yahudi dan Kristen sebagai "Ahli Kitab". Pengertiannya, memang kaum Yahudi dan Kristen pun sebenarnya memiliki kebenaran, namun Alquran menggantikan ajaran-ajaran Alkitab. Topik ini bisa dibahas berlarut-larut, namun tujuan penulisan ini adalah untuk menunjukkan bahwa Tuhan menurut Alquran sama sekali tidaklah sama dengan Tuhan menurut Alkitab,  bahwasanya Allah menjadi pengganti Yehowa pada hati nurani setiap manusia.

   Yerusalem tidak sekalipun - disebutkan di Alquran.  
   Mekkah tidak sekalipun - disebutkan di Alkitab.   

Alquran tidak menyebut Tuhan dengan nama:  Elohim, Yehowa, ataupun Yahweh.  
Alkitab tidak menyebut Tuhan dengan nama:  Allah.

Dan pula, "Allah Akbar" yang sering sengaja diterjemahkan salah menjadi "Tuhan Maha Kuasa", bukan berarti begitu. Maksud dari kata bahasa Arab-nya adalah "Allah lebih kuasa", namun sebenarnya "Yesus Akbar!" Kata tepat untuk "Tuhan Berkuasa" adalah "Al-Khaleq Kabir". "Al-Khaleq" (Al-Khallaq, Al-Khaaliq, الخالق ) adalah kata bahasa Arab biasa yang berarti Tuhan sang pencipta. Sementara "kabir" adalah kata yang berarti "kuasa"; tidak sama dengan "akbar" yang berarti "lebih kuasa". Jadi, Alquran menekankan bahwa Allah itu Al-Khaleq; namun sementara Alkitab menekankan Yehowa (Yahweh, Elohim) yang Al-Khaleq.

Kaum ateis pasti menganggap ini semua basa-basi, dan hal-hal rohaniah hanyalah bayang-bayangan di pikiran. Mudah sekali orang ditipu bak si domba, mengira bahwa wujudan-wujudan yang bisa dirasa oleh pancaindera manusia, hanya itu semuanya yang pernah ada. Kita pun tahu, berdasarkan ilmu matematika dan sains, bahwa masih ada lagi dimensi-dimensi lainnya. Maka janganlah kita cuma memendam kepala ke dalam tanah. Selain dunia yang terbentuk dari atom-atom yang rupanya 99% kosong ini, masih ada lagi terdapat dunia akhirat. Tak semua yang benar-benar ada hanya akan muncul di depan mata! Dunia rohaniah di sana lebih-lebih penting daripada dunia fisik di alam semesta kita ini, dan di antara peperangan antara Baik dan Buruk, jiwa dirimu adalah bidikannya. Jikalau pun kamu memilih tidak ingin terlibat, kamu pun sebenarnya sudah terjebak di tengah-tengah medan perang ini. Tanpa Sang Juru-Selamat, sebutkan namanya Yesus Kristus (Sang Jalan dan Kebenaran dan Hidup), kamu akan terikat dalam perbuatan salahmu, seperti halnya dengan karma, dan pada akhirnya terbuang hangus ke Lautan Api. (Inikah namanya "pintar"?)

Peperangan antara umat beragama dan ideologi adalah salah satu pengrusakan terburuk dalam sejarah!

Karena kepercayaan dan pikiran menyebabkan perilaku dan sifat, coba jawab: Peperangan agama dan ideologi manakah yang paling merenggut nyawa? Apakah peperangan itu, umat "Kristen" (sebenarnya Katolik) menyiksa dan membunuh Yahudi pada saat Inkuisisi, atau saat salah satu pertempuran Perang Salib, ataupun Jihad? Sebenarnya, peperangan yang paling merenggut nyawa adalah peperangan yang terjadi pada Abad Ke-20, tidak begitu lama dari zaman kita sekarang ini, pada saat-saat pemikir-pemikir ateis menggenggam kuasa. Mereka tidak ada "kitab suci" maupun peraturan-peraturan yang diilham, yang mengatur perilaku-perilaku manusia. Tanpa mengaku kuasa Sang Pencipta, kekuasaan-kekuasaan Marxis-Komunis-Fasis berani menyerang pihak musuh, dan setelah itu membantai rakyat mereka sendiri. Mao, Hitler, Pol Pot, dan juga pemimpin-pemimpin yang tak takut pada Sang Pencipta, karena tindakan-tindakan bengis terhadap nyawa manusia, tidak melebihi dari diktator-diktator kuno. Maka, ateisme, yang menegaskan bahwa dunia rohaniah tidak ada, adalah ideologi sama seperti agama yang paling merenggut nyawa, karena dengan kepercayaan inilah manusia bisa berperilaku dan bertindak seolah-olah tidak akan ada tanggung jawab maupun hukuman pada Sang Pencipta atas tindakan-tindakan merusak pada saat tiba ajalnya. Pembunuh-pembunuh massal pada Abad Ke-20 adalah diktator-diktator ateis, yang berideologi sama dengan para-para skeptis ini.

Umat Muslim menganggap kaum dirinya sendiri sebagai "Dar al-Salam" (Rumah Damai) dan orang-orang yang dibantai dalam nama Jihad sebagai "Dar al-Harb" (Rumah Perang). Jihad, Perang "Suci" ini, dimulai sejak dari riwayat hidup Muhammad (tahun 570-632 setelah masehi). Selama hidupnya, dia telah melaksanakan lebih dari 40 pertempuran, yang dimulai dari tempat asalnya sendiri, pada Abad Ke-7. 4 abad kemudian, atau lebih tepatnya, "lebih dari 4 abad kemudian", sejak bermulanya Jihad, prajurit-prajurit untuk Perang Salib ini bermula, dilaksanakan oleh seorang Paus pada tahun 1.095.

Ajaran-ajaran Alquran sama sekali beda dengan ajaran-ajaran Alkitab. Yesus memerintah kita untuk saling mengampuni dan mengasihi, tidak seperti Muhammad. Allah bukanlah sama dengan Elohim.

Ada 2 ayat Alkitab yang sering terabaikan oleh umat Kristen, yaitu ayat-ayat dari Doa Bapa Kami:

Matius 6:13-15 "...dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat. (Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.) Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu."

Hanya dari kasih maka ada pengampunan, seperti yang tertulis pada:  1 Yohanes 4:7-8 "Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Elohim; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Elohim dan mengenal Elohim. Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Elohim, sebab Elohim adalah kasih." Sama halnya begitu juga pada 1 Korintus 13.

Di seluruh isi Alquran, tidak ada tertulis satu ayat pun yang menegaskan bahwa Allah itu kasih, melainkan hanya ada tertulis dalam artian bahwa "Allah menginginkan kamu begini" atau "Allah menginginkan kamu begitu". Tema isi Alquran adalah ketundukan pada Allah, baik sukarela maupun dipaksa.

Perbedaan terbesar selanjutnya antara Elohim dan Allah adalah kejujuran. Tertulis di Alkitab bahwa Tuhan tidak bisa berkata dusta. Yesus pun mengaku dirinya sebagai Putra Tuhan dan hanya melalu dia kamu bisa diterima ke Kerajaan Surga. Tertulis pada  Yohanes 14:6 "Kata Yesus kepadanya: 'Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.' " Tanpa Kristus, tak ada manusia mampu menuju ke Sang Bapa. Dan pula pada Yohanes 8:32 "dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu."

Namun sebaliknya, tertulis di Alquran bahwa Allah menghendaki penipuan. Inilah bukti yang meletakkan Elohim dan Allah sebagai dua pihak bertentang, dalam tujuan untuk menyentuh jiwa setiap manusia. Kata bahasa Arab "makr" ( مكر - penipu atau pendaya) sering tertulis untuk merujuk sifat-sifat Allah. Tertulis di Alquran bahwa Allah adalah "makr" terhandal. Sura 3:54 "Orang-orang kafir itu membuat tipu daya, dan Allah membalas tipu daya mereka itu. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya." Surat 4:157 menegaskan ada terjadi penipuan, bahwa Yesus (Isa) tidak ada disalibkan melainkan seseorang yang lain yang disalibkan, lalu pada ayat berikutnya Allah dipuji sebagai yang "Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana".

Dengan perbandingan seperti ini, maka bisa terlihat bahwa seorang Muslim yang sangat taat pada ajaran Islam dengan seorang Kristen yang sangat taat pada ajaran Kristus ialah dua penganut kepercayaan yang kebalikan dan jauh perbedaannya, bukan begitu? Seorang Muslim yang patuh mesti mempelajari kisah, perintah dan riwayat hidup Muhammad yang menghimbau pengikutnya untuk bersiap perang dan menyerbu setiap orang "kafir" ( كافر‎ - tunggal) atau "kuffar" ( كفّار - jamak). Sebaliknya, seorang Kristen yang patuh mesti mempelajari kisah, perintah dan riwayat hidup Yesus yang memerintah pengikutnya untuk saling mengampuni dan mengasihi, dan Kristus pun wafat di kayu salib untuk menebus dosa umat manusia. Sementara, kaum ateis dan skeptis dengan ringan tangan menganggap bahwa setiap orang yang patuh dan ingin menjalankan semua perintah kepercayaannya semuanya sama bahayanya dan sama takhayulnya. Au contraire. Bukanlah begitu, karena seorang Muslim mendengar didikan dari Alquran, toh tidak sama dengan seorang Kristen yang mendengar didikan dari Alkitab. Perbedaannya, apa Tuhan itu kasih, atau setiap bangsa mesti ditaklukkan?

―  Ringkasan ajaran Kristen: Tuhan mengaruniakan Anak-Nya demimu.

―  Ringkasan ajaran Islam: Demi Tuhan kamu mesti mengorbankan anakmu deminya.

Abad Ke-20 merupakan zaman berbeda pada Islam. Karena Jihad membutuhkan penipuan, gertakan, serangan, tindakan teror, dan pendayaan, inilah riwayat sejarah Islam. -> Dunia sekuler nir-rohaniah ini, sejak zaman Kekuasaan Eropa sampai masa Perang Dingin, sewaktu-waktu akan berakhir. Kaum skeptis dan begitu pula kaum ateis yang terus-menerus menentang hal-hal rohaniah ini tidak akan memiliki lagi alasan-alasan. Di Inggris dan juga negara-negara lainnya di Eropa, populasi penduduk Muslim terus meningkat, dan mereka terus-menerus menuntut hak mereka memiliki keyakinan namun juga berniat menggertak dan juga mengancam sesiapa yang ingin membantah tindakan-tindakan mereka. Sudah ada banyak tempat di Inggris di mana penduduk asli mereka sendiri telah dilarang masuk oleh pemerintah mereka sendiri ke sebagian wilayah-wilayah yang dihuni umat Muslim. Jikalau masyarakat mentolerir sikap tidak toleransi, akan menjadi apa nantinya?

Kaum Komunis menegaskan, bahwa "tujuan membenarkan tindakan", perilaku sebegis apapun dibenarkan jikalau tujuannya adalah mendirikan komunisme. Namun hasilnya justru sebaliknya. Sebagai salah satu ideologi yang menyebabkan tewasnya jutaan jiwa, sebenarnya "apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya" (Galatia 6:7); Buruk ditabur, buruk pula dituai; Buruk perilaku, buruk pula hasilnya, maka tidak boleh ada "jalan pintas" ataupun "pengecualian" pada peraturan semata-mata karena demi tujuan. Kebenaran ditabur, kebebasan dituai; Dusta ditabur, penindasan dituai. Barangsiapa menabur dusta, dia pula menerima dusta dan menjadi terperdaya.

Dibandingkan dengan Jihad, Perang Salib adalah suatu kesalahan, suatu tindakan tidak Alkitabiah dan suatu pembalasan sementara, dan sangat tidak sesuai dengan ajaran Kristus. Namun Jihad adalah doktrin dalam Islam sepanjang sejarahnya, di mana laskar-laskar Islam mesti membawa mualaf dan menaklukkan bangsa lain dengan pedang.

Sesungguhnya, ialah suatu kesalahan besar bahwa penerjemah Alkitab menggunakan kata "Allah" untuk merujuk kepada Elohim. Ini juga membawa kebingungan besar. Bagaimana orang bisa mengerti dua "Tuhan" berbeda jika namanya sama! Padahal, dalam manuskrip Ibrani dan Yunani, tidak ada tergunakan perkataan "Allah", karena sebenarnya "Allah" dan "Elohim" bukanlah sama.
 

Allah dari Alquran
"Tuhan yang Maha Esa"
Berkuasa, pendayaan dan

penipuan, meminta ketundukan,
dan tidak memiliki putra.
Elohim dari Alkitab
"Tuhan Tritunggal yang Maha Esa"
Berkuasa, kasih dan pengampunan,

memberi pilihan, menuntut keadilan
namun juga pembersihan melalui Putra-Nya.


Elohim adalah suatu wujud rohaniah yang sangat kuasa.

Namun begitu pula dengan Allah, suatu wujud yang sangat berbeda.

Entah Allah dari Alquran benar dan adalah Tuhan yang Maha Kuasa, dan umat Muslimnya mendesak "Allah Akbar", tuhannya yang lebih kuasa.

Atau Elohim yang benar dan adalah Tuhan, dengan Alkitabnya yang ditulis oleh lebih dari 40 penulis berbeda-beda dalam masa sepanjang 2.000 tahun, terbukti sebagai kitab ilmu, filsafat, sejarah dan paling pentingnya pedoman rohaniah.
 

Alkitab milik Elohim Atau Alquran milik Allah
http://www.creationism.org/indonesian/ElohimBibleAllahKoran_id.htm



Utama:  Bahasa Indonesia
www.creationism.org